Lokakarya Wawasan Kebinekaan Global Program Sekolah Penggerak (PSP) Angkatan 1 Tahun Ketiga diselenggarakan BBGP Provinsi Jawa Timur di 8 kabupaten/kota sasaran pada Sabtu dan Minggu, 9 dan 10 Maret 2024. Dalam lokakarya ini, peserta yang terdiri dari kepala sekolah penggerak beserta guru komite pembelajaran dan pengawas sekolahnya menumbuhkembangkan toleransi, rasa empati, saling peduli dan saling menghargai sebagai sikap yang dijunjung tinggi dalam keberagaman, kemudian menjadi agen penanaman nilai-nilai tersebut di satuan pendidikan.
Para peserta bersama-sama menganalisis konsep toleransi dan bentuk-bentuk intoleransi di dunia pendidikan serta konsep pencegahannya dengan penanaman prinsip dan nilai moderasi melalui program kebinekaan di sekolah. Wawasan kebinekaan dikemas ke dalam lima topik: Kebinekaan Global, Kebinekaan Nasional, Kebinekaan Mulai dari Diri, Sekolahku yang Bineka, dan Sekolahku yang Damai. Setelah memahami konsepnya, peserta menginternalisasi pengalaman-pengalaman kebinekaan untuk kemudian diharapkan mampu merefleksikannya dalam konteks sekolah dengan mempromosikannya, baik di sekolah maupun di ruang pembelajaran lain.
Alur Merrdeka
Sebagaimana khas Merdeka Belajar, lokakarya ini menggunakan skenario alur pembelajaran Merrdeka. Diawali mulai dari diri, peserta menguji pemahaman awal wawasan kebinekaan global dengan menjawab pertanyaan relevan. Peserta melanjutkan pada aktivitas eksplorasi konsep dengan mengakses materi yang disajikan dalam berbagai media dan menjawab pertanyaan-pertanyaan objektif maupun subjektif untuk mengecek pemahaman akan materi. Pada tahap selanjutnya peserta melakukan refleksi tentang apa yang telah dilakukan sudah berdasarkan konsep yang tepat dengan dibimbing fasilitator. Guru melakukan refleksi terhadap praktik pembelajarannya, sedangkan kepala sekolah dan pengawas melakukan refleksi terhadap wawasan kebinekaan globalnya.
Dalam ruang kolaborasi, guru menyusun rencana asesmen awal pembelajaran terkait wawasan kebinekaan global, sedangkan kepala sekolah dan pengawas menyusun strategi penguatan lingkungan akademik. Hasilnya didiskusikan dalam elaborasi pemahaman bersama peserta lainnya, kemudian saling memberikan umpan balik untuk peserta lain. Fasilitator meluruskan jika terdapat miskonsepsi pemahaman pada tahapan ini. Pada tahap terakhir, peserta memperbaiki hasil penugasan berdasarkan umpan balik dan bimbingan yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya untuk menjadi rencana aksi nyata.
Prinsip kebinekaan atau keberagaman diakui dan ditegaskan dalam konstitusi Indonesia. Demikian juga dalam semboyan nasionalnya, Indonesia menegaskan komitmennya terhadap prinsip kebinekaan dan mengakui bahwa keberagaman budaya, agama, suku bangsa, dan nilai-nilai adalah kekayaan bangsa. Dalam skala global, wawasan kebinekaan mengacu pada pemahaman dan pengakuan atas keragaman budaya, agama, suku bangsa, dan nilai-nilai di seluruh dunia. Wawasan kebinekaan global tidak hanya bersifat filosofis, tetapi juga merupakan respon terhadap perubahan dunia yang semakin terhubung dan kompleks. Pemahaman dan penerimaan terhadap keberagaman di tingkat global diharapkan dapat menciptakan dunia yang lebih harmonis dan berkelanjutan. Modul wawasan kebinekaan global adalah tempat menyemai perdamaian dan mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan untuk memperkuat persatuan dalam keragaman. ***
Penulis: Tricahyo A.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar