Seluruh pegawai PPPPTK PKn dan IPS mengikuti kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Internal yang tengah dijalankan PPPPTK PKn dan IPS di gedung Krakatau lantai dua, Senin, 8 Oktober 2018.
Kepala PPPPTK PKn dan IPS, Drs. Subandi, M.M., memimpin langsung rapat evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi PPPPTK PKn dan IPS. |
Tim RBI PPPPTK PKn dan IPS memaparkan hasil Evaluasi Pembangunan Zona Integritas lembaga yang tengah dilaksanakan oleh PPPPTK PKn dan IPS. |
Seluruh pegawai PPPPTK PKn dan IPS berfoto bersama sebagai simbol komitmen bersama menaati prosedur yang telah ditetapkan. |
Rapat dibuka oleh Sumadianto Affandi, Kabag Umum PPPPTK PKn dan IPS memaparkan kilas balik perjalanan reformasi birokrasi khususnya sejak dicanangkannnya Zona Integritas Menju WBK dan WBBM pada 2017.
Pada sesi berikutnya, Kepala PPPPTK PKn dan IPS, Subandi, menyampaikan arahannya. Menurut Subandi, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan.
Subandi mengingatkan, "Dari dua belas PPPPTK dan dua lembaga yang ada di bawah naungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, kita belum masuk dalam daftar WBK. Mari kita bersama-sama menuju ke sana,"
Untuk menuju ke WBK, perlu identifikasi apa yang menjadi kendala. Menurut Subandi, salah satu yang dapat mendorong pembangunan ZI dan perbaikan lembaga adalah partisipasi bersama.
"Diharapkan kesadaran dan peran serta seluruh pegawai sebagai organisasi. Berilah masukan melalui media yang sudah disediakan,"
Dengan melakukan flashback ke belakang, Subandi menyampaikan bahwa pada dasarnya RBI senafas ISO yang telah berhasil diraih pada 2007. Perbedaannya hanyalah ISO diadakan melalui lembaga sertifikasi pihak ketiga, sementara pembangunan ZI Menuju WBK dan WBBM ditetapkan melalui internal.
"Kerja keras tim ISO ketika itu tidak untuk lantas dilupakan. Justru ini yang harus dikembalikan ke semangat semula. Kita tata sesuai peta bisnis proses kita: apa input, proses, dan output-nya. Oleh karena itu pada teman-teman DAI saya juga berpesan agar dipetakan berapa jumlah guru, berapa yang sudah dilatih, dan berapa yang belum. Itu akan menentukan dalam pelaksanaan standar pelayanan kita yang ujungnya adalah customer satisfaction," pungkas Subandi.
"Kerja keras tim ISO ketika itu tidak untuk lantas dilupakan. Justru ini yang harus dikembalikan ke semangat semula. Kita tata sesuai peta bisnis proses kita: apa input, proses, dan output-nya. Oleh karena itu pada teman-teman DAI saya juga berpesan agar dipetakan berapa jumlah guru, berapa yang sudah dilatih, dan berapa yang belum. Itu akan menentukan dalam pelaksanaan standar pelayanan kita yang ujungnya adalah customer satisfaction," pungkas Subandi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar