Siapa kita? BBGP Jatim!
Salam khas membangun kekompakan itu bergema di Gedung Proklamasi BBGP Provinsi Jawa Timur, menandai dibukanya kegiatan Sosialisasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba bagi pegawai BBGP Provinsi Jawa Timur oleh Kepala BBGP Provinsi Jawa Timur, Abu Khaer, Rabu (17/01/2024). Mendukung penuh langkah BNN Kota Batu dalam pemberantasan penyalahgunaan narkoba, Abu Khaer secara singkat memantik dimulainya acara dengan mengajukan pertanyaan: "Langkah apa saja yang perlu ditempuh pegawai BBGP Jatim untuk mencegah penyalahgunaan narkoba?"
Kepala BNN Kota Batu, Wahjudi Santoso dalam presentasinya menekankan pentingnya saling bersinergi dalam menghadapi bahaya laten penyalahgunaan narkoba karena target empuk penyalahgunaan narkoba adalah generasi muda.
"Yang diserang generasi muda. Mereka mudah dipengaruhi. Bermula dari coba-coba, hingga pada taraf ketagihan, sakit kronis, dan bahkan meninggal. Jadi apa NKRI ini? Tahun 2025 sebagai Generasi Emas?" tanya Wahjudi meminta audiens melakukan refleksi untuk menyadari urgensi kewaspadaan terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba.
Wahjudi mengidentifikasi bahwa sindikat narkoba sering tidak terlihat, beredar di internet, melalui toko online, jasa pengiriman, atau ekspedisi. Pengedarnya membuat sel-sel yang terputus dengan nomor ponsel sekali pakai, berkomunikasi tanpa saling mengenal. Ia juga mengatakan sindikat ini memantau pergerakan para operasi aparat.
Sementara itu, korbannya menurut Wahjudi berasal dari semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua, mulai dari tukang parkir hingga guru besar perguruan tinggi, bahkan yang menjadi korban termasuk guru ngaji, anak kyai, hingga anggota BNN sendiri.
Oleh karena itu, Wahjudi menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap kejahatan penyalahgunaan narkoba, khususnya terhadap keluarga dan anak-kita kita.
"Jangan membawa keluar masalah keluarga, karena keluarga broken home rentan jadi incaran sindikat pengedar narkoba," imbaunya.
Budi Hariyanto, narasumber kedua acara yang bertajuk asli Sosialisasi Pencegahan Penggunaan Narkotika dan Prekusor Narkotika di Lingkungan BBGP Provinsi Jawa Timur ini, menggugah perhatian para peserta dengan mengutip adagium Bang Napi, tokoh sebuah program kriminal TV yang populer pada tahun 2000-an, bahwa: "Kejahatan terjadi bukan hanya karena adanya niat, tapi juga karena ada kesempatan."
Ia mencontohkan kasus penyalahgunaan narkoba yang terjadi pada tukang parkir Kota Batu akibat perubahan ekonomi. Meningkatnya pendapatan tukang parkir di kota wisata ini membuat mereka memiliki kesempatan untuk membeli dan menyalahgunakan narkoba dan zat psikotropika.
Budi juga mengingatkan agar berhati-hati dengan hal-hal subliminal yang dapat mempengaruhi anak tanpa kita sadari.
"Merokok di depan anak, menyuruh anak membeli rokok, adalah contoh hal subliminal yang mempengaruhi perilaku anak-anak kita," ujarnya.
Penyalahgunaan narkoba yang berakhir di penjara menurut Penyuluh Narkoba BNN Kota Batu ini seringkali tidak menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, BNN mengedepankan rehabilitasi untuk penanggulangannya, meski rehabilitasi itu sendiri tidak akan pernah menyembukan kecanduan.
"Rehabilitasi hanya mengembalikan habit, kebiasaan baik. Tidak kata sembuh untuk kecanduan. Belum ada obat untuk kerusakan syaraf otak yang putus akibat penyalahgunaan narkotik dan zat psikotropika lainnya," urainya.
Budi juga menjelaskan bahwa dari 1212 jenis narkotika dan zat psikotropika yang beredar di dunia, 167 di antaranya beredar di Indonesia. Dari 167 yang ada di Indonesia itu, 160 jenis telah diatur dalam Permenkes, dan ada 7 jenis yang belum.
Salah satu hal yang membuat kasus narkoba yang terus marak di Indonesia adalah disparitas harga narkoba di dunia. Budi mencontohkan, harga narkotika di Tiongkok sekitar 20 ribu per gram, di Iran 50 ribu per gram. Di Indonesia, harga satu gram narkotika adalah 1,5 juta, bahkan di Kota Batu 1,4 juta.
Di Jatim, terdapat 1062 kawasan yang dikategorikan sebagai rawan narkoba. Satu survei yang ditampilkan Budi dalam presentasinya mengungkapkan bahwa
- 27% lebih penyalahguna narkoba berasal dari kalangan remaja;
- 83% responden menyebut mendapatkan narkoba dari teman;
- 78% responden mendapatkannya secara gratis
Faktor ketidaktahuan orangtua dominan melatarbelakangi kasus-kasus penyalahgunaan yang terjadi di kalangan remaja. Untuk itu, Budi kembali mengingatkan untuk selalu membangun komunikasi dengan anak karena pengedar narkoba mengelabuhi masyarakat umum dengan dengan kode-kode tertentu.
"Bapak/Ibu tahu "grosok", "lele", "iwak"? Itu adalah kode untuk pil doble L di Kota Batu," ungkap pria yang akrab dipanggil Feri ini.
Sebagai penutup, Feri menitipkan harapan pada BBGP Jatim sebagai sebuah lembaga pendidikan dengan menyimpulkan bahwa tugas pendidik bukan hanya mencetak orang menjadi pintar, tapi juga yang utama adalah mendidik jadi baik. Acara ditutup dengan pantun oleh pembawa acara:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar